Jamuan Dendam dan Darah, Potret Mistis dari ‘Perempuan Pembawa Sial’

0

INVENTIF – Di balik tirai malam yang menggantung lembab di cakrawala perfilman Indonesia, sesosok legenda bangkit perlahan, beraroma dupa, luka lama, dan tangis yang membeku dalam waktu.

‘Perempuan Pembawa Sial’, karya terbaru dari Fajar Nugros dan IDN Pictures, tak sekadar mengetuk pintu bioskop, ia merasuk, menyusup ke bawah kulit, menjelma menjadi mimpi buruk kolektif yang telah lama tertidur.

Poster resmi film ini, yang baru saja dilempar ke mata publik, tak hadir sebagai pengumuman semata. Ia adalah mantra, serupa peringatan yang dilukis dengan darah, bunga layu, dan kepala-kepala yang telah raib ditelan dendam.

Seorang perempuan  berbaju pengantin warna ungu, wajahnya hancur, matanya menganga antara air mata dan kutukan  merayap di atas meja jamuan. Ia tak sendiri. Para tamu duduk membeku, sebagian telah membusuk, sebagian tanpa kepala, namun semuanya menyimpan satu rahasia yang sama: mereka pernah mencintai, dan mati karena itu.

Satu sosok masih berdiri. Tegak. Hidup. Dan karena itu, ia adalah pertanyaan terbesar dari semuanya.

Disutradarai Fajar Nugros, film ini sebelumnya telah menghantui layar festival JAFF19, dan bahkan mencuri gelar Best Editing di Indonesian Screen Awards. Tapi itu hanyalah langkah awal. Kini, teror Mirah akan menjalar luas ke seantero nusantara mulai 18 September 2025. Sebuah tanggal yang mungkin akan menjadi penanda: kapan terakhir kali Anda bisa tidur nyenyak.

Fajar menyebut ini sebagai jamuan yang menyajikan dendam, darah, dan dongeng.

“Ini adalah mimpi buruk masa kecil saya, kisah rakyat yang tak pernah benar-benar mati. Mereka hidup dalam ketakutan yang diwariskan,” ujarnya.

Dari penari berwajah dua hingga kusir kereta malam, semua hadir bukan sebagai legenda, tapi sebagai warisan luka bangsa.

Raihaanun menjelma menjadi Mirah, tokoh perempuan yang selalu membawa maut bagi siapa pun yang mencintainya. Bersama Morgan Oey, Clara Josephine Bernadeth, hingga Didik Nini Thowok, mereka tak sekadar berakting, tapi menari dalam kabut kematian dan misteri yang tak berkesudahan.

Mirah hanyalah perempuan biasa. Tapi dalam dirinya tertanam sumpah yang dilontarkan berabad-abad silam. Cinta menjadi kutukan, dan hidup menjadi jalan menuju kematian. Setiap pria yang jatuh hati padanya, satu per satu direnggut nyawa dalam cara yang tak pernah bisa dijelaskan oleh logika. Di situlah film ini memulai dan mungkin tak pernah benar-benar usai.

Perempuan Pembawa Sial bukan sekadar film horor. Ia adalah dongeng kelam tentang cinta yang tak pernah mendapat restu, tentang luka yang diwariskan, dan tentang kepala yang berguguran karena janji yang dilanggar.

Dan ketika lampu bioskop padam tanggal 18 September 2025, bersiaplah. Karena Anda bukan hanya menonton cerita ini, Anda akan menjadi tamunya.

Selamat datang di meja kutukan. Kursi Anda telah disediakan. (BB)

Leave A Reply

Your email address will not be published.