INVENTIF – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) difasilitasi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendapatkan sertifikat halal. Hal ini dilakukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang membantu para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan ASDP berkomitmen untuk mendukung UMKM yang berada di lingkungan kerja pelabuhan yang dikelola dapat meningkatkan kualitas produknya, termasuk mendorong agar bersertifikasi halal untuk bahan baku yang digunakan.
Produk yang bersertifikat halal tentunya memiliki daya saing tinggi, dan sebagai salah satu perhatian, ASDP menggelontorkan dana sebesar Rp 271 juta melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)dengan menggelar Pelatihan dan Pengadaan Sertifikasi Halal untuk Mitra Binaan ASDP.
“Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kapasitas jual beli bagi para mitra binaan. Selain itu, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para mitra binaan, khususnya dalam penerapan sistem jaminan halal pada produk yang dihasilkan. Dan dengan adanya sertifikat ini maka kita berharap ikut mendongkrak pendapatan dari para UMKM mitra binaan dengan meningkatnya penjualan produk yang dihasilkan,” kata Shelvy dalam keterangannya, Senin (1/8/2022).
Sesuai arahan dari Kementerian BUMN, ASDP menjalankan kegiatan TJSL yang terbagi dalam tiga kategori. Pertama, bidang Pendidikan. Kedua bidang Lingkungan Hidup, dan yang terakhir adalah Pemberdayaan UMKM. Adapun kegiatan Pelatihan dan Pengadaan Sertifikasi Halal di Labuan Bajo merupakan bagian dari kategori Pemberdayaan UMKM. Secara keseluruhan di Labuan Bajo ada 22 UMKM binaan, 10 diantara bergerak di bidang kuliner yang mendapatkan pelatihan kali ini.
Shelvy menjelaskan bahwa dalam program Pemberdayaan UMKM yang berlangsung selama enam bulan akan dilakukan rangkaian kegiatan mulai dari Sosialisasi Serifikasi Halal, Pelatihan, Pendampingan Penyusunan Dokumen, Proses Audit Halal hingga mendapatkan Sertifikat Halal. Dampak dari program sertifikasi halal ini diproyeksikan bisa membawa dampak senilai 398 juta.
“Pada program ini, ASDP akan membantu pembiayaan mulai dari awal pelatihan hingga mendapatkan Sertifikat Halal. Pihak UMKM diminta menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk legalitas dan bahan-bahan pembuatan kuliner yang akan diteliti oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Targetnya, pada Oktober mendatang 10 UMKM mitra binaan tersebut akan mendapatkan sertifikat halal. 10 UMKM tersebut adalah Sambal Kapten, Thirteen Chicks, Bajolayers, Ros Catering, Chiffa, Tresco, Alabajo, Kedai de Pantai, Putri Cendol dan Cookies Mom Amel,” katanya.
Pada kesempatan terpisah, salah UMKM satu mitra binaan dari Bajolayers, Waty (40) mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan sesama pelaku usaha di Labuan Bajo sangat bersyukur bisa diikutsertakan pada program ini, sebab dengan memiliki sertifikat halal diharapkan akan meningkatkan omset dari usaha yang mereka jalani selama ini. Waty juga mengakui bahwa dengan pelatihan yang telah didapatkannya tersebut membuat pengalaman tersendiri bagi untuk lebih mengembangkan usahanya di bidang kuliner.
“Saat ini usaha yang saya pasarkan hanya melalui media sosial dan berdasarkan pesanan langsung pelanggan, dimana selama seminggu omzet saya sekitar Rp 3 jutaan. Saya berharap jika nanti sertifikat halal ini dikeluarkan, saya berencana akan membuka booth di pertokoan untuk memasarkan produk-produk kuliner sehingga akan lebih produktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan omset jualan,” katanya.
Tidak hanya itu, Waty juga mengatakan bahwa dengan ada pelatihan tersebut dirinya dapat mengetahui bahwa ternyata ada beberapa bahan dasar dari makanan yang tidak masuk dalam kategori halal. Dan dirinya langsung memperbaiki dan tidak menggunakan bahan tersebut dalam membuat aneka kue seperti kue basah, kue kering, bolu, lapis legit, bolu kukus, cakwe, dan lainnya.
Penulis : Vinolla
Leave a Reply