JAKARTA – Harga saham PT. Petrosea Tbk (PTRO) sejak diakuisisi PT. Caraka Reksa Optima
terus mengalami peningkatan signifikan. Menyentuh angka Rp 4.340 pada 8 Desember 2022,
harga saham perusahaan yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi serta jasa minyak dan gas bumi itu relatif stabil hingga hari ini.
Sebelumnya ketika dibeli PT. Caraka Reksa Optima (CARA) dari PT. Indika Energy (INDY) senilai total Rp 2,19 triliun pada Juli 2022 lalu, harga per lembar saham PTRO sebesar Rp 3.117,52. CARA saat ini menguasai 89,8 persen saham PTRO. Sisanya, 10,2 persen saham dimiliki publik.
Konsorsium PT. Caraka Reksa Optima diketahui dipimpin H. Romo Nitiyudo Wachjo, sosok pemilik tambang emas terbesar di Indonesia yang menggunakan bendera PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM).
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Caraka Reksa Optima yang digelar pada 2 September lalu sejumlah tokoh seperti Mantan Kapolri Jend Pol (Purn) Drs Sutanto, mantan anggota Wantimpres Prof. Ginanjar Kartasasmita, dan mantan Wakil Jaksa Agung Setia Untung dipercaya untuk duduk di jajaran Komisaris PTRO. Ada pula Djauhar Maulidi yang menjabat di jajaran Komisaris PTRO. Djauhar Muladi juga merupakan Presiden Direktur PT. Rukun Raharja Tbk. (RAJA) yang dimiliki pengusaha nasional Happy Hapsoro alias Hapsoro Sukmonohadi.
Terkait Happy Hapsoro, informasi beredar menyebutkan sosok suami Ketua DPR Puan Maharani inilah yang menjadi kunci emas di balik kinerja positif PTRO belakangan ini. Happy juga dikabarkan hadir dalam RUPSLB PTRO pada tanggal 2 September dan ikut berfoto bersama jajaran Komisaris baru PTRO.
Kiprah Happy Hapsoro di PTRO melalui RAJA dan CARA membuat namanya semakin berkibar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun 2022 Happy Hapsoro sangat aktif melakukan aksi korporasi khususnya mengakuisisi perusahaan publik di lantai bursa.
Beberapa perusahaan publik sudah masuk dalam portofolio Happy Hapsoro, baik secara pribadi maupun melalui perusahaan investasi yang dimilikinya, PT. Basis Utama Prima (Basis Investments), yaitu PT. Rukun Raharja (RAJA), PT. Sanurhasta Mitra (MINA), PT. Singaraja Putra Tbk (SINI), PT. Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT. Red Planet Indonesia Tbk (PSKT).
Tak hanya itu, sepak terjang Happy Hapsoro dengan Basis Investments pun dikaitkan dengan IPO PT. Cakra Buana (CBRE) yang akan dilakukan Januari 2023 mendatang dan aksi investasi pengembangan PT. Chemstar Indonesia (CHEM) yang sedang gencar melakukan inisiatif enviromental, social, and governance (ESG).
Menanggapi kabar moncernya emiten PTRO karena adanya sosok Happy Hapsoro, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Agus Herta Sumarto menilai hal itu sangat wajar. Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Mercu Buana Jakarta ini memaparkan, secara teori, valuasi suatu saham didasarkan pada dua hal yaitu kinerja perusahaan saat ini dan proyeksi atau ekspektasi kinerja di masa yang akan datang. Ekspektasi penilaian kinerja di masa depan disebutnya seringkali memunculkan unsur penilaian yang subjektif di samping penilaian terhadap aspek fundamental yang objektif.
“Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya,” tukas Agus, Selasa (27/12/2022) malam.
“Sejarah dia (Happy Hapsoro) yang bisa membuat harga suatu emiten naik serta kedekatannya pada lingkaran kekuasaan tentunya akan memengaruhi aksi korporasinya. Apa yang dia lakukan terhadap suatu emiten tentu akan memengaruhi pergerakan harga emiten tersebut,” lanjut Agus seraya menuturkan faktor subjektivitas sangat mempengaruhi pergerakan emiten melibatkan tokoh seperti Happy Hapsoro.
Leave a Reply