INVENTIF: Pejabat kesehatan salah satu negara di Asia Tenggara memastikan, kasus flu burung yang baru-baru ini ditemukan di dua penduduk desa Kamboja, dimana salah satunya berakibat fatal, tidak menunjukkan tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia. Pernyataan itu disampaikan agar tidak memunculkan ketakutan akan krisis kesehatan di masyarakat.
Sebelumnya, seorang gadis Kamboja berusia 11 tahun dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng meninggal pada 22 Februari 2023 lalu di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Gadis itu meninggal tak lama setelah hasil tes memastikan bahwa dia menderita flu burung Tipe A H5N1.
Sementara ayahnya yang juga menjalani tes serupa, hasilnya positif terkena virus sehari setelah kematiannya. Namun disebutkan ia tidak menunjukkan gejala yang parah, sehingga sempat dipersilahkan pulang dari rumah sakit pada Selasa. Sedangkan putrinya Prey Veng dilakukan isolasi di rumah sakit yang sama, kata pernyataan kementerian kesehatan tersebut.
Padahal sang ayah dipulangkan setelah tiga kali menjalani tes dengan hasil negatif. Dalam sebuah pernyataan Kementerian Kesehatan Kamboja, keduanya ayah dan gadis tersebut, adalah satu-satunya penduduk desa yang ditemukan telah terpapar virus tersebut, setelah lebih dari 24 orang desa tersebut yang juga dilakukan pengujian.
Flu burung, juga dikenal sebagai Avian influenza, biasanya menyebar di antara unggas tetapi terkadang dapat menyebar dari unggas ke manusia. Deteksi infeksi baru-baru ini pada berbagai mamalia telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli bahwa virus dapat berevolusi untuk menyebar lebih mudah di antara manusia, dan berpotensi memicu pandemi.
Leave a Reply