INVENTIF – Dibuat oleh anak bangsa, motor listrik eX 3000 buatan PT Alessa Motors Nusantara siap bersaing di pasar otomotif berbasis energy listrik di Indonesia.
Hebatnya, motor listrik eX 3000 dalam proses pembuatannya melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar pabrik mereka yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Tampil sederhana namun bergaya anak muda, motor listrik eX3000 buatan PT Alessa Motors Nusantara memiliki teknologi smart battery yang terkoneksi dengan kendaraan hingga software.
President Director & Founder PT Alessa Motors Nusantara, Dr. Ing Tindjaja Soetadji menceritakan semula perusahaan yang berdiri di tahun 2019 ini berniat memproduksi atau mendesain mobil listrik. Namun pandemi Covid-19 yang meghantam Indonesia di tahun 2020 membuat rencana tersebut tertunda dan dialihkan ke produksi sepeda motor listrik.
“eX3000 adalah produk dalam negeri, merk dalam negeri dan 100 persen dimiliki orang Indonesia, perusahaannya yang berdiri dari tahun 2019 bukan dari penanaman modal asing (PMA),” jelasnya kepada wartawan di booth Alessa dalam Pameran Indocomtech 2022, Sabtu (25/06/2022).
“Kapasitas produksi kami 200 unit per hari. Perusahaan kami mengadopsi strukturnya perusahaan startup, tidak punya karyawan dalam jumlah banyak tapi kami bermitra dengan perusahaan UKM lainnya. Kami berharap produk Alessa yang diproduksi di Cikarang turut mendongkrak usaha kecil dan menengah di sekitar kami,” timpalnya.
Doktor bidang robotic lulusan Jerman ini mengungkapkan, meskipun produk lokal namun dirinya mengaku bangga dengan produk eX3000 karena memiliki spesifikasi teknik tinggi di kelasnya dengan harga terjangkau. Sebagai contoh, salah satu keunggulan utama eX3000 dikemukakannya adalah smart battery dengan daya 2 Kwh. Sementara sejumlah motor di kelas yang sama memiliki daya baterai di bawahnya yaitu 1,2 atau 1,5 Kwh. Dengan daya 2 Kwh tersebut, jarak tempuh battery eX3000 bisa mencapai kecepatan rata-rata 70 km/jam.
“Kami datang dengan konsep spesifikasi tinggi, harga terjangkau. Desain kita minimalis tapi bergaya anak muda,” bebernya.
Ekosistem Motor Listrik
Dalam kesempatan yang sama Soetadji membeberkan Alessa tak sekedar menjadi penjual sepeda motor listrik namun menyediakan ekosistem kendaraan listrik yang lengkap mulai dari baterai, charging & swap station hingga aplikasi perangkat lunaknya.
Ke depan, Alessa dalam enam bulan ke depan berencana membangun setidaknya 200 charging & swap station. Selain di Jabodetabek, Alessa dalam waktu dekat juga akan membangun charging & swap station di beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan saat ini Soetadji mengaku Alessa tengah melakukan komunikasi dengan salah satu mitra untuk penyediaan 1.000 buah sepeda motor dan 40 charging & swap station.
Lebih jauh Soetadji berharap iklim industri otomotif berbasis listrik di Indonesia dapat semakin positif dengan disertai kejelasan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah. Di tingkat daerah misalnya kendala ditemui di Dispenda terkait penerbitan STNK dan BPKB. Optimisme atas eX 3000 juga disampaikan Handojo Sutjipto selaku Commissioner & Co-Founder PT Alessa Motor Nusantara. Dirinya berharap pemerintah Indonesia yang telah menargetkan Net Zero Emissions di tahun 2060 akan mendukung industri otomotif berbasis listrik buatan dalam negeri. Kemandirian atas produksi sepeda motor listrik diyakininya juga akan turut berdampak pada ketahanan energi di Tanah Air.
Leave a Reply