INVENTIF – Profesor Riset di Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natwidjaja mengklaim Candi Borobudur juga merupakan struktur piramid.
Pernyataan itu sekaligus membantah Arkeolog senior Truman Simanjuntak yang menyebut budaya leluhur Nusantara tak mengenal piramida saat mengomentari temuan piramid di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. “Borobudur saja banyak peneliti asing pun menyebut sebagai salah satu piramid. Itu kan bentuknya piramid,” katanya.
Dia mengutip buku Indonesian Heritage yang diterbitkan era Presiden Soeharto. Danny menyebut dalam buku itu penulis sempat mengumpulkan seluruh arkeolog Indonesia dan asing tentang sejarah dan pra sejarah Indonesia.
Buku itu, kata dia, memuat ilustrasi dan gambar Borobudur yang tidak didirikan di bukit alamiah, tapi didirikan di struktur piramid yang sudah ada dan lebih tua.
“Dia (penulis) bilang itu Borobudur itu tidak didirikan di bukit alamiah tapi didirikan di struktur step piramid yang sudah ada dan lebih tua. Padahal itu ada di buku resmi Kemendikbud,” klaimnya.
Kemudian, bangunan kuno yang menyerupai piramid lain di antaranya Candi Sukuh yang berada di Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki struktur yang disebut persis seperti piramida Suku Maya, di Semenanjung Yukatan, Amerika Tengah. “Ya silakan, para arkeolog nyebutnya kan pundan berundak. Jadi ya begitulah, debat konyol aja menurut saya sih,” kata dia.
Berdasarkan penelusuran, buku itu terkait dengan salah satu seri ensiklopedia bertajuk Architecture (Indonesian Heritage, Vol. 6) karya John N. Miksic.
Balai Konservasi Borobudur mengungkap candi yang terbagi atas tiga bagian dan sembilan tingkat itu berdiri di atas bukit.
“Candi Borobudur dibangun di atas sebuah bukit yang sebagian lapisan tanahnya merupakan tanah urug pada ketinggian ± 270 m di atas permukaan laut,” demikian keterangan Balai dikutip dari situs Kemendikbud.
Keterangan ini memiliki referensi dari buku ‘Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II’ karya Tukijan (2000) dan ‘Upaya Pemugaran Candi Borobudur’ karya Ismijono (2014).
“Struktur pondasi candi ini menerapkan sistem pondasi langsung. Yaitu lapisan batu di bawah dinding terletak di atas tanah bukit pada kedalaman 3-6 lapis batu,” menurut Balai Konservasi Borobudur.
Sebelumnya, Truman mengkritik keras klaim temuan piramida di wilayah Danau Toba itu. Menurutnya penemuan Danny tak sesuai dengan budaya leluhur Nusantara. “Piramida itu tidak dikenal leluhur kita. Tidak ada budaya leluhur kita yang membentuk piramida seperti di Mesir itu. Tidak ada,” kata Truman.
Dalam budaya Batak sekali pun, kata Truman yang merupakan kelahiran Pematang Siantar, Sumut, 72 tahun lalu itu, tak ada yang pernah menuliskan keberadaan bangunan berbentuk piramida.
“Di adat Batak pun tidak ada bertuliskan baik di naskah-naskah kuno, tidak ada. Baik itu tulisan-tulisan yang di kulit bambu, di dedaunan pohon, itu tidak ada menyebut piramida,” cetusnya.
“Di dalam adat istiadat Batak pun tidak pernah mendengar piramida,” lanjut peraih Sarwono Award dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2015 tersebut.
Leave a Reply