INVENTIF – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengungkapkan pembangunan proyek Lintas Timur – Barat Fase 1 Tahap 1 dari Tomang menuju Medan Satria sepanjang 24,5 Km ditargetkan rampung 2031. Jalur MRT itu dibangun dari pinjaman Japan International Cooperation Agency dan Asian Development Bank sebesar 140,699 miliar yen atau setara Rp14,5 triliun. “Kami targetnya selesai di tahun 2031,” katanya kepada wartawan.
Tuhiyat mengatakan pembangunan fisik proyek ini akan dilakukan secara paralel, tidak menunggu penyelesaian Fase 2 Utara – Selatan dari Bundaran HI sampai Kota Tua.
Nantinya target penumpang untuk pengoperasian MRT Lintas Timur – Barat Fase 1 Tahap 1 itu mencapai 284 ribu penumpang per hari, naik hingga dua kali lipat dari target pengoperasian fase pertama sekitar 100 ribu penumpang.
Lebih lanjut, Tuhiyat menerangkan nantinya pembangunan lintas timur barat tahap pertama ini akan memiliki 21 stasiun.
Meliputi, Tomang – Grogol – Roxy – Petojo – Cideng – Thamrin – Kebon Sirih – Kwitang – Senen – Galur – Cempaka Baru – Sumur Batu – Pakulonan Barat – Pakulonan Timur – Perintis – Pulogadung – Penggilingan – Cakung Barat – Pulo Gebang – Ujung Menteng – Medan Satria. Jalur ini membentang membelah Jakarta sepanjang 24,5 kilometer. Ditambah sekitar 5,9 kilometer ke arah Rorotan yang menjadi stasiun Depo.
Adapun titik temu antara jalur Utara – Selatan dan Timur – Barat itu berada di Stasiun Thamrin. Stasiun itu akan menjadi yang terpanjang milik MRT mencapai 470 mete, lebar 20 meter, dengan kedalaman 16 meter.
Tuhiyat juga menjelaskan pembangunan jalur dari Timur Ke Barat ada yang di bawah tanah maupun layang. “Ini mixed antara underground dan elevated namun demikian karena (ini jalur) luar kota, elevated lebih banyak dibandingkan underground. Underground 9 – 10 Km, elevated-nya kurang lebih 14 – 15 Km,” katanya.
Leave a Reply