INVENTIF – Indonesia kembali berduka. Tokoh nasional yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5) sekitar pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.
Tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping membeberkan penyebab meninggalnya pria yang juga akrab disapa Buya Syafii ini.
“Buya saat masuk rumah sakit ini pada 14 Mei lalu kondisinya karena serangan jantung kedua,” kata salah satu tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta, dr Evita dalam konferensi pers, Jumat (27/5/2022).
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah itu melanjutkan, Buya sebelumnya sempat serangan jantung pada medio awal Maret 2022 lalu namun kondisinya lantas membaik sehingga menjalani pengobatan dan kontrol berkala secara rutin di rumah sakit itu.
“Lalu di serangan jantung kedua ini, saat beliau masuk, kami langsung membentuk tim medis, dan kami juga koordinasi dengan tim dokter kepresidenan, lalu memberikan tindakan kataterisasi jantung pada beliau,” kata Evita.
“Namun selama proses kataterisasi jantung ini, pembuluh darahnya memang sudah sulit, penyumbatannya sudah terlalu banyak, terlalu keras dan sudah sangat sulit dilakukan pemasangan ring,” imbuh Evita.
Karena pemasangan ring atau kataterisasi itu sudah mentok alias sulit dilakukan, tim dokter memutuskan melakukan tindakan lain, yakni operasi jantung.
Namun sebelum operasi dilakukan, Evita mengatakan, tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping dan tim dokter kepresidenan pesimistis jika tindakan itu bisa menolong Buya.
“Kami lalu akhirnya putuskan lakukan dengan tindakan seoptimal mungkin dulu untuk kondisi beliau,” kata Evita.
Evita menambahkan, dengan pengobatan yang dilakukan sementara itu, Buya sempat membaik lagi kondisinya. Alat bantu oksigen Buya pun mulai dilepas.
“Beliau sudah mulai mobilisasi lagi, sudah fisioterapi, bahkan kami sudah merencanakan Buya dipulangkan dengan perbaikan itu,” jelasnya.
Namun pada Kamis sore (26/5), Buya mengeluhkan lagi nyeri dada dan sesak nafas. Dan ternyata serangan jantung ketiga sehingga tim dokter kembali merawatnya di ruang gawat darurat.
“Lalu pada pagi ini, Buya mengalami henti jantung, lalu kami lakukan tindakan resusitasi jantung dan pengobatan jantung dan paru kurang lebih satu jam dan sempat membaik lagi,” kata dia.
“Namun 40 menit kemudian Buya mengalami henti jantung lagi karena kondisinya memang sudah berat dan kembali dilakukan resusitasi jantung namun pertolongan terakhir ini tidak berhasil menolong,” tambah Evita.
Buya pun akhirnya dinyatakan dokter tutup usia pada pukul 10.15 WIB.
Selamat jalan Buya Syafii… (NVR)
Leave a Reply