INVENTIF – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, Uni Emirat Arab (UEA) sudah menaruh investasi senilai USD 20 miliar, atau setara Rp 299,5 triliun (kurs Rp 14.975 per dolar AS) untuk proyek IKN Nusantara.
Bahlil di Command Center Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu, mengatakan Kalau investasi Uni Emirat Arab itu USD 20 miliar, langsung taruh di INA. Selain UEA, ia melanjutkan, sejumlah negara Asia lain pun sudah menyatakan minat investasinya untuk proyek ibu kota baru tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sudah menyampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya ingin mengatakan, investasi yang akan masuk ke IKN, negara-negaranya sudah ada. Contoh Uni Emirat Arab, Korea (Selatan), Taiwan, China, banyak,” ungkap Bahlil.
“Seperti kemarin saya dampingi investor dari Foxconn (perusahaan Taiwan), Chairman-nya ketemu bapak Presiden. Kemarin saya mengatur pertemuan bapak Presiden ke Korea, itu pun pingin lakukan investasi,” jelasnya.
Investor asing untuk menanamkan modalnya di proyek IKN Nusantara akan terus berlanjut. Meskipun kondisi global saat ini tengah diwarnai gejolak tingkat inflasi hingga situasi geopolitik Rusia-Ukraina.
“Total investasi untuk IKN itu Rp 500 triliun kurang lebih. 20 persen dibiayai oleh APBN, sisanya investasi. Itu kan waktunya waktunya bukan 4 tahun selesai Rp 500 t itu, itu kan 10 sampai 20 tahun,” bebernya.
“Saya yakin orang itu akan mau investasi di IKN, saat di tim transisi IKN, ketua koordinator untuk investasinya kan di Kementerian Investasi. Jadi menurut saya tidak ada kata mundur. Ikn harga mati, dan harus jalan terus,” tegas Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan, kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal II 2022 mencapai Rp 163,2 triliun. Secara porsi, investasi asing ini mencapai 54 persen dari total investasi di Indonesia dan meningkat 39,7 persen dibanding periode yang sama pada 2021.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kontribusi investasi asing ini jadi yang tertinggi dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya.
“Hal ini banyak ditunjang oleh realisasi aktivitas hilirisasi tambang dan industri petrokimia yang saat ini sudah banyak memasuki tahap konstruksi,” jelas Bahlil di Command Center Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Total pemasukan investasi asing terbesar berasal dari Singapura, yakni sebesar USD 3,1 miliar. Diikuti China sebesar USD 2,3 miliar, Hong Kong USD 1,4 miliar, Jepang USD 0,9 miliar, dan Amerika Serikat (AS) 0,8 miliar.
Bahlil menilai, capaian PMA tersebut menunjukan minat investasi asing ke Indonesia cenderung tidak surut. Meskipun situasi global kini tengah memanas akibat konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Ditambah kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan sejumlah bank sentral negara dengan menaikan suku bunga acuan. Menyebabkan tingkat inflasi yang terus meroket.
“Kami memahami bahwa situasi perekononomian global saat ini sedang tidak menentu akibat perang Rusia-Ukraina, dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika (The Fed) memang akan menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia pada waktu mendatang,” tuturnya.
Namun, dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia saat ini serta pertumbuhan realisasi investasi, Bahlil masih tetap optimistis pemasukan investasi bisa sesuai target hingga akhir tahun ini.
“Saya masih yakin target realisasi investasi yang diarahkan Bapak Presiden (Jokowi) sebesar Rp 1.200 triliun pada tahun 2022 dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor,” pungkasnya.
Untuk pelaksanaan, Bahlil mendorong agar rencana investasi Foxconn ini berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah dengan berbagai insentif yang ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia.
KIT Batang menjadi salah satu lokasi yang menjadi bagian dari pembangunan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini telah masuk investasi dari Hyundai dan LG asal Korea Selatan.
Chairman Foxconn Young Liu menyampaikan apresiasi atas dukungan Jokowi dan jajaranya, yang akan sepenuhnya memfasilitasi investasi Foxconn. Pihaknya sendiri menawarkan model bisnis baru, yakni BOL (Build, Operate, Localize) untuk investasinya di Indonesia.
Penulis : Vinolla
Leave a Reply