“Ketika Kitab Bertemu Algoritma: Wajah Baru Santri Nusantara”

0

 

INVENTIF — Pagi itu, langit Tambakberas seperti memantulkan cahaya dari dua abad pengabdian. Udara beraroma kitab dan semangat muda.

Di halaman Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU), ribuan santri dan intelektual bersatu dalam satu napas — merayakan usia dua abad pesantren yang telah menjadi mercusuar peradaban Islam di Nusantara.

Dalam rangkaian peringatan akbar itu, Forum Multaqo Santri Nusantara, digelar pada Jumat (24/10), menjadi ruang perjumpaan gagasan antara masa lalu dan masa depan. Di bawah tema “Mewariskan Daya Juang, Berkhidmah Membangun Peradaban,” pesantren tua ini kembali menegaskan dirinya sebagai jembatan antara turats (warisan klasik) dan tajdid (pembaruan).

Forum dibuka dengan Seminar Nasional “Pesantren Ramah Santri” yang menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Arifah Choiri Fauzi, di halaman Yayasan PPBU. Dalam sambutannya, Arifah berbicara lembut namun penuh makna.

“Pesantren harus menjadi lingkungan yang mendukung perkembangan santri secara utuh — spiritual, intelektual, dan psikologis,” ujarnya.

Kalimat itu seperti gema yang menyatu dengan suasana pagi Tambakberas. Di antara rindangnya pepohonan pesantren, para santri duduk bersila, mencatat dengan mata yang berbinar. Mereka adalah wajah-wajah baru santri Nusantara — mewarisi tradisi, namun menatap masa depan dengan keberanian.

Dari halaman pesantren, semangat itu menjalar ke berbagai ruang ilmu. Di Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah (UNWAHA), berlangsung Forum AI dan Pendidikan Pesantren, membahas peluang dan tantangan kecerdasan buatan dalam pendidikan Islam. Di ruang itu, kitab kuning berdampingan dengan algoritma, dan doa bertemu data — simbol masa depan pesantren yang tidak lagi takut pada kemajuan.

Sementara di aula Madrasah Mualimin Mualimat Bahrul Ulum (MMA BU), tim Nahdlatut Turats LTNU PWNU Jawa Timur memimpin Forum Tahqiq at-Turats, membahas metodologi penelitian kitab klasik agar tetap bernapas dalam dunia akademik modern. Di sana, tinta ulama terdahulu dibaca ulang dengan pikiran baru — karena tradisi, bagi pesantren, bukan beban, melainkan fondasi untuk melompat lebih jauh.

Di halaman yayasan, Dr. Bahrul Fuad memimpin Forum Santri dan Gerakan Sosial yang menyoroti peran santri dalam kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat. Sementara di aula yayasan, Forum Santri Milenial dan Pemanfaatan Media Sosial menggema dengan semangat digital. CEO Cita Entertainment mengajak para santri untuk berdakwah secara kreatif di dunia maya — mengganti mimbar kayu dengan layar, dan menggema di ruang-ruang algoritma.

Tak kalah penting, di aula Ma’had Aly PPBU, Dr. Muslihati dari Universitas Negeri Malang memimpin Forum Diklat Konselor Sebaya, membekali santri dengan keterampilan menjaga kesehatan mental. Sebuah langkah kecil yang besar — sebab di balik ketekunan para santri menghafal kitab, tersimpan jiwa yang juga perlu dijaga dan dirawat.

Rangkaian Forum Multaqo Santri Nusantara bukan sekadar pertemuan gagasan, tapi pernyataan: bahwa pesantren tak lagi berdiri di tepian sejarah, melainkan di jantung perubahan zaman. Bahrul Ulum, yang lahir dua abad silam di tangan KH. Abdul Wahab Chasbullah, kini menegaskan diri sebagai pusat pengembangan peradaban Islam yang lentur, adaptif, dan progresif.

“Pesantren masa kini harus tangguh secara spiritual, cakap menghadapi tantangan global, dan berperan aktif dalam membangun peradaban,” tegas panitia forum menutup rangkaian kegiatan.

Di ujung acara, matahari condong ke barat. Di antara gema diskusi dan doa, para santri muda berjalan kembali ke bilik-bilik mereka — membawa semangat baru, membawa tugas besar untuk melanjutkan perjuangan dua abad Bahrul Ulum.

Tambakberas kembali menegaskan dirinya: pesantren bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, tapi kawah candradimuka tempat lahirnya manusia berilmu, berakhlak, dan berperadaban.

Dari bumi Jombang, wajah baru santri Nusantara itu kini menatap masa depan — dengan kepala tegak, hati bersih, dan pena yang siap menulis bab baru sejarah peradaban Islam Indonesia.(NMC)

Leave A Reply

Your email address will not be published.