Tubuh yang Sehat, Iman yang Kuat: CKG Menyentuh Jiwa Anak Negeri

0

 

INVENTIF – Di tengah aula pesantren yang teduh, langkah-langkah kecil anak-anak bersatu dalam satu tujuan: diperiksa, dipedulikan, dan dipastikan tumbuh dalam tubuh yang sehat serta jiwa yang kuat. Hari ini, bukan hanya ruang kelas yang dipenuhi semangat belajar, tapi juga ruang pemeriksaan yang dipenuhi harapan akan masa depan.

Kementerian Agama, dengan nafas keberpihakan lintas iman, mendukung penuh peluncuran Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), bagian dari ikhtiar Presiden Prabowo melalui PHTC. Dimulai serentak pada 4 Agustus 2025, CKG menyapa lembaga-lembaga pendidikan keagamaan di seluruh penjuru negeri.

“Tubuh yang sehat adalah syarat untuk menjadi hamba yang taat dan khalifah yang kuat,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan penuh kesadaran spiritual, usai meninjau pelaksanaan CKG di Pondok Pesantren Asshidiqiyah, Jakarta Barat.

CKG tidak membedakan warna iman. Dari madrasah hingga Dhammasekha, dari MI hingga Katolik, lebih dari 12,5 juta anak-anak Indonesia dirangkul tanpa sekat.
Mereka adalah:
-9,1 juta siswa madrasah,
-3,3 juta santri pesantren,
– Ribuan siswa Kristen, Katolik, Hindu, hingga Buddha.

Mereka semua dilihat sebagai satu tubuh bangsa yang utuh—yang harus sehat, bugar, dan siap menapak masa depan Indonesia Emas 2045.

“Kesehatan bukan hanya urusan medis. Ia bagian dari ibadah, bagian dari kehidupan yang diridhai,” tutur Menag. Ia mengajak semua lembaga agama menyiapkan ruang pemeriksaan, alat ukur, dan guru-guru yang sedia menjadi pendamping teknis.

Di balik angka dan data, ada cinta. Ada tekad agar program ini tak berhenti pada seremoni, tapi tumbuh menjadi budaya nasional—budaya hidup sehat yang lahir dari iman.

Kementerian Agama tak hanya bergerak dalam struktur. Ia hidup dalam sosialisasi, mendorong aktivasi JKN, hingga membuka akses digital lewat aplikasi Satu Sehat Mobile—agar hasil pemeriksaan bukan sekadar kertas yang hilang, tapi rekam jejak yang tumbuh.

“Program ini adalah simbol kerja bersama. Lintas iman, lintas institusi, lintas generasi. Beginilah bangsa ini dibangun—dari kepedulian,” pungkas Menag dengan lirih, namun tegas. (BB)

Leave A Reply

Your email address will not be published.