Ketika Pengacara Saling Gugat, Duel Gaya, Ego, dan Lamborghini

0

 

INVENTIF – Dunia hukum Indonesia kembali memanas, tapi bukan karena terobosan konstitusional atau reformasi peradilan.

Kali ini panasnya datang dari dua pengacara yang sama-sama punya mikrofon, kamera, dan ego yang tak kalah besar dari gedung Mahkamah Agung.

Adalah Deolipa Yumara dan Firdaus Oiwobo yang hari ini berduet bukan di ruang sidang, melainkan di Bareskrim Mabes Polri. Mereka datang bukan untuk membela klien, tapi untuk membela nama sendiri dari ucapan Hotman Paris Hutapea — pengacara flamboyan yang terkenal lebih dulu karena Lamborghini-nya daripada pasal-pasal KUHP.

Hotman sebelumnya menyebut Firdaus dan Rasman Arif Nasution sudah ditetapkan tersangka. Tapi menurut Deolipa, itu cuma “bualan hukum” yang belum punya surat resmi.

“Apa yang disampaikan Bang Hotman itu hoaks. Kami sudah bicara dengan penyidik, belum ada penetapan tersangka,” ujar Deolipa — mungkin sambil menahan tawa getir karena kasus hukum kini terasa lebih mirip sinetron prime time.

Tak mau kalah, Firdaus pun menembakkan balasan dengan gaya khasnya: lantang, emosional, dan penuh percaya diri. Ia menuding Hotman “jumawa dan sombong,” bahkan menantangnya duel intelektual di acara Hotroom, ruang debat yang kini siap beralih fungsi jadi arena tinju verbal.

“Dia itu cuma menang di berlian dan Lamborghini, bukan di hukum!” kata Firdaus — pernyataan yang terdengar seperti sindiran kelas sosial sekaligus kritik profesi.

Di sisi lain, Firdaus mengingatkan bahwa dirinya advokat, bukan kriminal. Menurutnya, seorang advokat tidak bisa langsung dijerat KUHP. Harus lewat sidang etik, karena hukum juga mengenal tata krama — meski kadang yang mempraktikkannya lupa sopan santun.

Tak berhenti di situ, Deolipa menuding ada pelanggaran dalam pembekuan berita acara sumpah advokat. Ia menilai, langkah itu seperti menulis vonis sebelum sidang dimulai. Maka, mereka pun berencana menggugat ke DPR, Komnas HAM, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi — sebuah langkah hukum yang tampak seperti tur keliling lembaga negara.

“Banyak koridor hukum yang dilanggar,” ujar Deolipa.

Meski publik mungkin bertanya-tanya: apakah koridor hukum itu masih cukup luas untuk menampung ego tiga pengacara top ini?

Sampai berita ini naik tayang, Hotman Paris belum memberi tanggapan resmi. Mungkin sedang sibuk memoles atau menyiapkan episode baru Hotroom bertajuk “Advokat vs Advokat: Siapa Lebih Sah?”. Kita tunggu apa kata atau klarifikasi dari Hotman.

Sementara itu, publik hanya bisa menonton dan mengingat satu hal penting: di negeri ini, drama hukum kadang lebih laris daripada keadilan itu sendiri. (NMC)

Leave A Reply

Your email address will not be published.